Peluang
Usaha ?
Bagaimana kita dapat
melihat suatu peluang dalam berwirausaha ? disini akan dibahas mengenai
seseorang yang melihat peluang usaha tersebut.
Usaha pecel lele dengan
tampilan khas warung beratap terpal dan berselubung kain lebar bergambar lele,
ayam, dan hiasan lainnya mudah dijumpai dipinggir jalan. Gampang pula mengira
bahwa persaingan dibisnis kuliner berbahan ikan bersungut demikian ketat,
terlebih bagi pemain baru.
Namun bagi Rangga
Umara, karyawan di perusahaan developer, bisnis kuliner lele justru dia pilih
pada Desember 2006. Usaha ini dipilih begitu dia merasa bahwa dikenai pemutusan
hubungan kerja oleh perusahaannya tinggal menunggu giliran. Proyek yang menjadi
tulang punggung perusahaan memang tersendat, kredit dari bank pun belum cair.
Bisnis berjualan
masakan berbahan lele dipilih karena produk tersebut telah dikenal luas.
Menurut Rangga, pilihan terhadap produk seperti ini menguntungkan bagi pebisnis
spemula seperti dirinya karena tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi untuk mengedukasi
pasar. “ saya sudah niatkan waktu itu, pecel lele harus naik derajatnya kalau
bisa seperti KFC, “ ujar Rangga, ditemui di kantor pusat Lele Lela di
Kalimalang Jakarta.
Dia namakan usahanya
Lele Lela, selain permainan rima yang enak di dengar, lela juga bermakna lebih
kaku. Sebentuk doa berbalut doa positif.
Dia mengawali usaha
dari sebuah warung kontrakan di Pondok Kelapa, dilokasi yang menjorok ke dalam
sehingga tidak banyak dilihat calon pembeli. Akibat lokasi usaha tidak strategis, Rangga harus merugi pada bulan-bulan
pertama usahanya. Omzet perhari terkadang hanya Rp. 20.000 sehingga untuk
membayar gaji para karyawan pun terpaksa berutang.
Duka mengawali usaha
tidak membuat dia putus asa. Rangga menyadari bahwa awalnya pun dia memulai
usaha dengan modal terbatas. “ seingat saya tidak sampai Rp 1 juta karena
etalasenya second. Tabung gas juga dari orangtua,” tuturnya.
Menurut Rangga, dia
kuat menahan fase berat itu karena terus berfokus pada peluang, bukan pada masalah. Dia pu berpikir mencari mitra yang
memiliki lokasi strategis. Akibat
keterbatasan modal dia menggunakan strategi yang disebut Gerakan Warung Sepi
yakni mencari warung yang sepi tetapi lokasinya
strategis. “Menu pun terus dikembangkan, ada pecel lele, ayam bakar madu,
dan lele goreng tepung. Cuma awalnya waktu itu belum ada fillet. Fillet itu
bagian dari pengembangan inovasi produk,” katanya. Usaha lele lela memiliki
prosedur operasi standar untuk menjaga konsistensi mutu dan rasa produk yang
dijual di sekian banyak gerai tersebut.
Sumber
Referensi : Koran Kompas, Senin 24 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar