TEORI KUANTITAS UANG
Teori moneter banyak dihubungkan
dengan teori kuantitas uang yang beranggapan bahwa faktor yang banyak
mempengaruhi nilai uang adalah jumlah uang yang beredar (quantity of money
atau supply of money). Menurut paham klasik, uang tidak memiliki
pengaruh terhadap sektor riil, tidak ada pengaruhnya terhadap tingkat bunga,
kesempatan kerja atau pendapatan nasional. Pendapatan nasional ditentukan oleh
jumlah dan kualitas tenaga kerja, jumlah yang dipakai serta tehnologi. Tanpa
perubahan dari faktor-faktor produksi maka pendapatan tidak akan berubah. Teori
ini sebenarnya adalah teori mengenai permintaan sekaligus penawaran akan uang
beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori tersebut adalah pada
hubungan antara penawaran uang (jumlah uang yang bereda) dengan nilai
uang(dengan tingkat harga). Hubungan antara kedua varianel tersebut dijabarkan
lewat konsepsi (teori) mengenai permintaan akan uang. Perubahan akan jumlah
uang yang beredar berinteraksi dengan permintaan akan uang dan selanjutnya
menentukan akan permintaan nilai uang.
Uang, pengaruhnya hanyalah terhadap
harga harga barang. Bertambahnya uang beredar akan mengakibatkan kenaikan harga
saja. Jumlah output yang dihasilkan tidak berubah. Inilah yang disebut dengan
classical dichotomy, merupakan pemisahan sector moneter dengan sector
riil.sektor moneter tidaka ada hubungannya dengan sector riil. Uang hanya
merupakan suatu tudung saja dalam perekonomian
1) Teori Irving Fisher
Teori ini mendasar pada hokum Say bahwa ekonomi akan selalu
berada dalam keadaan full employment. Secara sederhana Irving Fisher
merumuskan teorinya dengan persamaan : MV = PT
Dimana
:
M
: jumlah uang
V
: tingkat perputaran uang (velocity)
P
: harga barang
T
: volume barang yang menjadi obyek transaksi
Persamaan diatas merupakan identitas sebab selalu benar.
Artinya jumlah unit barang yang ditransaksikan (T) dikalikan dengan harga
(nilai harga tersebut) harus/selalu sama dengan jumlah uang (M) dikalikan
dengan perputarannya (total pengeluaran transaksi). Dengan kata lain, total
pengeluaran (MV) = nilai barang yang dibeli (PT).
Dalam rumus MV =PT yang dimaksud M adalah common money saja,
yaitu jumlah uang logam ditambah dengan jumlah uang kertas negara ditambah
dengan jumlah uang kertas bank jadi uang giral belum dimasukkan dalam M
tersebut. sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat adalah common money
ditambah demand deposit money dengan kata lain uang giral ditambah uang kartal.
Jenis rumus diatas masih terlalu sempit karena belum diperhatikan uang giral
dengan kecepatan berputarnya. Oleh karena itu fisher memperluas rumusnya
menjadi MV + M 1V1 = PT. M1 dimaksudkan uang
giral sedang V1 kecepatan berputarnya uang giral.
Sekarang akan dijelaskan mengenai pengaruh M,V dan T
terhadap harga (juga terhadap nilai uang) apabila salah satu factor yang
mempengaruhi nilai uang mengalami perubahan.
1. Jika M naik maka V dan T tetap,
akibatnya P akan naik, sebaliknya M turun sedang V dan T tetap , akibatnya V
akan turun. Dengan kata lain M naik V dan T tetap akan mengakibatkan nilai uang
turun, sebaliknya jika M turun, V dan T tetap maka berakibat nilai uang naik.
2. Jika V naik sedang M dan T tetap
akibatnya P akan naik sebaliknya jika V turun sedang M dan T tetap akibatnya T
akan turun. Dengan kata lain jika V naik, M dan T tetap akan mengakbatkan nilai
uang turun, sedang jika V turun , M dan T tetap akan berakibat nilai uang naik
3. Akan tetapi jika T naik sedang M
dan V tetap akibatnya P turun sedang jika T turun , sedang M dan V tetap maka P
akan naik dengan kata lain jika T naik sedang M dan V tetap berakibat nilai
uang naik sebaliknya jika V turun sedang M dan T tetap akan berakibat nilai
uang naik
Kritik terhadap teori kuantitas irving Fisher
Walaupun teori ini bayak digunakan orang sebagai alat untuk
mempelajari ilmu ekonomi, namun kedapatan beberapa kritik terhadap teori
tersebut. Dalam rumus Fisher MV=PT, ada dua hal yang tidak dimasukan kedalam
perhatian. Kedua hal tersebut adalah pembayaran yang dilakukan karena pembelian
barang dalam saat sebelumnya dan pembelian barang yang pembayarannya dilakukan
diwaktu kemudian. hayalah jika kedua hal ini saling menetralisir maka rumus
Fisher ini diakui kebenarannya. Jadi MV=PT, bilamana Ev-Ee=O, dimana Ev adalah
pembayaran karena pembelian barang dalam saat-saatnya sebelumnya, dan Ee adalah
pembelian barang yang pembayarannya dilakukan diwaktu kemudian. Dus tepat
menurut pendapat ini kalau rumus Fisher diganti menjadi MV-EV+Ee=PT.
Selanjutnya dalam rumus fisher itu, tidak diperhatikan
adanya pembayaran pembayaran yang hanya dalam bidang keuangan saja tanpa
disertai pertukaran barang, misalnya perdagangan efek efek, pembayaran –
pembayaran bunga, pajak dan premi pertanggungan. Jika jumlah pembayaran
–pembayaran ini misalkan Ef, maka rumus yang tepat adalah MV = PT + Ef,
sesungguhnya perbedaan rumus ini dengan rumus fisher terletak dalam perbedaan
definisi V . V dalam rumus fisher = PT/M , sedangkan V dalam rumus MV = PT + Ef
adalah ( PT + Ef)/M. V dalam MV = PT adalah kecepatan peredaran dari uang atau
trade velocity of money, sednag V dalam MV = PT + Ef adalah kecepatan peredaran
tramsaksi dari uang atau the transaction velocity of money.
Jika diperhatikan kedua kritik di atas Nampak bahwa
pembayaran – pembayaran dalam kredit tidak diikut sertakan. Yang kedua
mengkritik karena transaksi – transaksi yang hanya dalam bidang keuangan tidak
turut di hitung. Selain itu ada pula yang beranggapan bahwa rumus fisher
merupakan tautology artinya rumus fisher bukanlah merupakan persamaan melainkan
identitas.
2) Teori Kuantitas dari Recardo
Recardo adalah orang yang mula-mula menemukan teori nilai
uang dengan mengemukakan bahwa kuat dan lemahnya nilai uang sangat tergantung
dari pada jumlah uang yang beredar. Jika jumlah uang berubah menjadi 2 kali
lipat maka nilai uang akan menurun setengah kali dari semula, sebaliknya jika
jumlah uang kurang hingga setengah, maka nilai uang akan menjadi dua kali
lipat. Hal itu terjadi, karena bila jumlah uang naik menjadi 2 kali lipat maka
akan berpengaruh terhadap harga yang naik menjadi dua kali lipat dan otomatis
nilai akan menurun menjadi setengahnya.
Teori ini dituliskan dengan rumus sebgai berikut : M = kP
atau P = 1/K . M
Dimana:
M = kuantity of money
P = general price level
K = konstant/pembanding tetap
K = konstant/pembanding tetap
Perbandingan antara jumlah uang dengan nilai uang atau teori
yang menyatakan bahwa nilai uang itu adalah sama dengan kebalikan jumlah uang.
Oeh Ricardo disebut “ Teori Kuantitas “ atau “ Teori Jumlah “ .
Teori Ricardo dapat dinyatakan
sebagau kenyataan bila memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Harga harga kan menunjukan
perubahan perbandingan yang sama terhadap banyaknya junlah uang yang beredar
dalam masyarakat.
2. Jumlah uang seluruhnya harus
sebanding dengan pengeluaran masyarakat seluruhnya.
Dan dapat dijelaskan dengan gambar sebagai:
Teori Kuantitas Recardo
Jumlah uang beredar semula sebesar OM, dan tingkat harga
setinggi OP1. Bila jumlah uang naik dua kali lipat (OM2) maka harga naik pula
dua kali (OP2) dan nilai uang turun setengahnya.
3) Teori Kuantitas dari D.H.
Roberston
Teori kuantitas dari Irving Fisher diformulasikan kembali
oleh D.H. Robertson menjadi M = kPT. Sebenarnya kedua teori ini sama, perbedaanya
terletak pada pendekatannya. Irving Fisher meninjau melaui transaction velocity
(kecepatan rata-rata transaksi uang). D.H. Robetson mendekati melaui cash
balance (lama rata-rata uang menganggur). Oleh karena teori kuantitas dari
Robetson ini disebut cash balance equaition., Faktor V dalam transaction
velocity approach oleh Robertson diganti dengan k dalam cash balance approach. k
yang menunjukkan berapa lama rata-rata tiap rupiah mengaggur dalam cash adalah
merupakan kebalikan dari V yang menunjukkan berapa kali tiap-tiap rupiah
berpindah tangan.
Jadi k = 1/V, dan kalau pada rumus,
M = kPT, kita ganti k menjadi 1/V.
maka diperoleh rumus;
M = TP/V atau
MV = PT.
4) Teori Kuantitas dari Marshall
Apakah teori-teori kuantitas di muka lebih menitikberatkan
perhatian pada hubungan antara jumlah uang dengan harga, maka Mrshall
memperhatikan hubungan antara jumlah uang dengan pendapatan nasional dengan
rumus:
M= kY
Dimana:
M = Quanity of money
Y = pendapatan dalam bentuk uang
K = bagian dari pendapatan yang tidak dibelanjakan dan ingin dikuasai dalam bentuk uang
Dimana:
M = Quanity of money
Y = pendapatan dalam bentuk uang
K = bagian dari pendapatan yang tidak dibelanjakan dan ingin dikuasai dalam bentuk uang
Karena pendapatan uang itu berasal dari jumlah produksi
dikalikan dengan harga (PO) maka rumus Fisher dapat dituliskan sebagai : MV =
PO = Y
Teori Marshall merupakan awal dari teori permintaan akan
uang. Teori ini masih sangat sederhana, terkandung didalamnya beberapa
kelemahan, kemudian kelemahan- kelemahan ini disempurnakan oleh teori
berikutnya. Kelemahan pertama adalah bahwa dalam kenyataannya adalah V tidak
tetap, baik di negara maju maupun di negara berkembang. V cenderung tidak
konstan. Kelemahan kedua adalah teori klasik mengabaikan pengaruh tingkat bunga
terhadap perimtaan uang. Teori kuantitas uang menganggap bahwa permintaan akan
uang kas tidak dipengaruhi oleh tingkat bunga (sebab motif utama untuk memegang
uang adalah untuk transaksi, yang besarnya tergantung dari pendapatan.
Perbedaan utama antara rumus Marshal dengan rumus Fisher
adalah bahwa Y lebih besar daripada PT atau dengan kata lain O itu lebih beasar
atau tidak sama dengan T. rumus Fisher menitik beratkan pada hubungan antara
perubahan jumlah uang dengan perubahan harga sedangkan rumus Marshal menitik
beratkan hubungan antara perubahan M dengan perubahan pendapatan. Rumus
Marsahal inilah yang lebih mendekati kenyataan daripada rumus Fisher.
Menurut teori kuantitas uang perubahan jumlah uang yang
beredar akan mengakibatkan perubahan harga secara proporsional artinya, kalau
nilai uang naik dua kali, maka harga akan naik dua kali juga. Pandangan
demikian didasarkan pada anggapan sebagai berikut:
a) Dalam persamaan MV= PT, T
dianggap tetap karena selalu berada dalam keadaan full employment.
b) Velocity juga dianggap tetap,
yaitu hanya akan berubah jika terjadi perubahan dalam kebiasaan masyarakat
dalam melakukan pembayaran. Penggunaan alat-alat pembayaran baru akan
mempengaruhi banyaknya transaksi yang dilakukan. Kebiasaan pembayaran dengan
kredit juga akan mendorong masyarakat lebih banyak melakukan transaksi sehingga
velicitynya akan naik. Biasanya perubahan dalam kebiasaan pembayaran berjalan
lambat, sehingga velocity dapat pula dianggap tidak berubah.
E. Kelemahan-kelamahan dari Teori
Kuantitas ini adalah :
a. Dalam kenyataannya, perubahan
jumlah uang yang beredar, tidak selalu langsung berakibat pada perubahan
penggunaan uang tersebut
b. Teori
ini telah mengabaikan pengaruh tingkat bunga terhadap perubahanpermintaan uang.
Teori ini mengangap bahwa permintaan leih disebabkan karenapendapatan, karena
motivasinya adalah untuk transaksi, jadi tidak ada hubungannyadengan tngkat
bunga.
c. Dalam
masyarakat modern, velocity uang tidaklah stabil, karena ada banyak alternatif
yang bisa masyarakat pilih dari kelebihan uang yang dia miliki.
Alternatif-alternatif tersebut daintaranya adalah :
· Untuk
menambah kas
· Untuk
menambah tabungannya
· Untuk
menambah pembelian barang dan jasa
· Untuk
menambah pembelian surat-surat berharga
Dari berbagai penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa dalam Teori Kuantitas, :
1. Tambahan Jumlah Uang yang Beredar
akan dibelanjakan seluruhnya tanpa terpikir untuk ditabung sebagian
2. Velocity dan Jumlah komoditi
dianggap tetap dan perubahannya hanya dipengaruhioleh faktor di luar moneter
3. Jumlah Uang yang Beredar tidak
akan mempengaruhi sektor riil, sektor ini hanya dipengaruhui oleh teknologi dan
sumber daya Manusia
4. Tingkat harga akan selalu berubah
secara proporsional mengikuti perubahan Jumlah Uang yang beredar.
Sumber Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar