Kepemimpinan
Melayani
Proses demokrasi
electoral di Jakarta berjalan lancar dan damai kendati sempat muncul
kekhawatiran akan terjadi gangguan keamanan. Perangkat demokrasi, seperti
Komisi Pemilihan Umum, Panitia Pengawas Pemilu, dan aparat kepolisian, mampu
mengantisipasi dengan baik segala potensi gangguan keamanan di ibu kota. Kita
mengapresiasi kematangan dan kedewasaan warga ibukota dalam melaksanakan
demokrasi electoral. Enam lembaga survey telah memprediksi keunggulan pasangan
“impor” Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama dengan 52,97 persen dan Fauzi
Bowo-Nachrowi Ramli meraih dukungan 47,03 peren. Namun suara rakyat itu harus
dikawal dalam perhitungan suara.
Kedewasaan politik
ditunjukan Fauzi Bowo yang langsung mengucapkan selamat kepada Joko Widodo
setelah sejumlah lembaga survey mengumumkan keunggulan Joko Widodo melalui
hitungan cepat. Pengakuan Fauzi meski masih harus menunggu KPU, meredakan
ketegangan politik yang sempat terjadi sebelum pemungutan suara. Akan lebih
mempercepat proses transisi plotik seandainya fauzi segera mengarahkan birokrai
pemerintahan provinsi Jakarta untuk bisa segera bekerja sama dengan pemimpin
baru Jakarta. Kesuksesan Joko Widodo melaksanakan programnya juga sangat
bergantung pada dukungan dari DPRD dan birokrasi di Jakarta.
Berdasarkan hasil exit
poll yang dilakukan Litbang Kompas, warga Jakarta memilih Joko Widodo-Basuki karena
pasangan itu dipersepsi public sangat aspiratif. Corak kepemimipinan yang mau
mendengar dan gaya komunikasi yang egaliter tanpa protokoler adalah ciri khas
model kepemimpinan Joko Widodo. Itulah corak kepemimpinan yang mau melayani
warga masyarakat. Melayani warga yang setiap hari didera kemacetan, melayani
warga yang menghadapi kesulitan birokrasi, melayani usahawan yang mau mengurus
izin usaha.
Sumber
referensi : Koran Kompas, senin, 24 september 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar