Kamis, 22 November 2012

Sejarah Jeans


Blue jeans merupakan fashion yang telah menjadi keseharian masyarakat modern di seluruh dunia. Jeans memiliki sejarah panjang sebelum menjadi salah satu ikon budaya populer.
Asal Kata
Kata “jeans” diduga berasal dari setidaknya dua sumber. Pertama, jeans dianggap berasal dari kata Italia “Genoese”.
Genoese merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan pelaut dari Genoa, Italia, yang mengenakan kain biru berat pada abad ke 17.
Kedua, jeans diduga berasal dari kata Perancis, “serge de Nimes,” yang merupakan jenis kain berat dari NĂ®mes (“denim” berasal dari kata ini) yang terutama digunakan untuk pekerja di Inggris selama abad 19.

Perkembangan
Jacob Davis, seorang imigran dari Riga, Latvia, adalah seorang penjahit yang bekerja di Reno, Nevada.
Dia bereksperimen dan mencoba membuat berbagai pakaian dengan bahan dari “duck” dan “denim.”
Salah satu pelanggannya mengeluhkan pakaian buatan Davis kurang tahan. Memecahkan masalah tersebut, Jacob Davis menambahkan rivet pada celana buatannya.
Celana ini ternyata mendapat sambutan positif dan kian populer.
Khawatir perihal hak cipta, Davis berusaha mencari pendanaan untuk mematenkan penemuannya.
Paten
Levi Strauss adalah seorang imigran sukses dari Jerman dan menjalankan bisnis perdagangan di San Francisco, California.
Davis datang kepada Strauss membawa gagasan tentang “jeans. Levi Strauss setuju menanggung biaya paten asal Davis setuju membagi keuntungan sama rata.
Akhirnya jeans dipatenkan atas nama mereka berdua.

Istilah
Pada awalnya Levi Strauss berpikir istilah “jeans” tidak cocok disematkan atas produk mereka. Jeans menjadi populer sekitar tahun 1950-an saat semakin banyak anak muda mengenakannya.
Pada akhirnya celana denim ini mulai dikenal sebagai “Levi’s 501 jeans” dengan 501 merupakan nomer paten.

Fakta Menarik
Jacob Davis memiliki toko cerutu dan bir yang akhirnya tutup dan kemudian banting stir menjadi penjahit saat menemukan blue jeans


Tugas 12 Rencana Pengembangan Usaha


Pengembangan Usaha
Tujuan pertama suatu perusahaan mengembangkan usaha dan produk adalah untuk kepastian mendapatkan pertumbuhan penjualan dan laba masa datang. Akibat dari kemajuan teknologi, perubahan kebutuhan dan pilihan pelanggan dan persaingan global yang semakin tajam, maka terjadi kecenderungan bahwa umur produk semakin pendek. Oleh karena itu mengalirnya produk baru ke pasar serta mengembangkan usaha termasuk ke luar negeri adalah esensial bagi perusahaan.
Kategori produk baru serta mengapa dilakukan pengembangn usaha, adalah :
      1)    Benar – benar baru
Adalah produk yang benar-benar hasil inovasi dan baru bagi perusahaan serta menciptakan pasar yang benar-benar baru.
2)    Lini produk baru
Adalah produk yang bagi perusahaan tetapi tidak bagi pasar karena sudah ada produk serupa di pasar.
3)    Tambahan untuk lini produk yang sudah ada
Merupakan tambahan atau supplement item atau varian dari produk-produk lini dari suatu perusahaan yang ada. Produk ini dapat merupakan agak baru bagi perusahaan maupun bagi pelanggan dari produk yang sudah ada. Atau juga dalam upaya untuk memperluas segmen pasar dari produk yang ada.
4)    Perbaikan atau revisi dari produk yang ada
Jenis produk baru yang merupakan perbaikan atau memperbaiki kinerja sehingga memeprbaiki kinerjanya sehingga memperbaiki persepsi pelanggan, dari produk lamanya. Lebih merupakan hal baru bagi perusahaan termasuk akibat dari generasi teknologi baru bagi suatu produk, dan biasanya di persepsi sama dengan produk lama yang digantinya.
5)    Reposisi
Adalah produk lama yang ditargetkan untuk aplikasi baru dan segmen pasar baru.
6)    Penurunan biaya
Merupakan modifikasi produk dengan kinerja yang sama tetapi dengan biaya yang lebih rendah.
                  Dalam memperkenalkan produk baru dan mengembangkan usaha harus dapat meyakinkan pembeli bahwa produk itu lebih baik dan memberi keuntungan lebih pada produk pesaingnya.
                  Mengembangkan usaha adalah bagian dari rencana pemasaran (marketing plan) oleh karena itu seorang wirausaha harus mampu membuat marketing plan.
                  Marketing plan memuat hal-hal sebagai berikut :
1)    Analisa Situasi
Wirausaha harus menganalisa keadaan internal dan eksternal perusahaannya. Keadaan internal meliputi gambaran penjualan tahun terakhir serta analisis jumlah yang diperoleh, analisis sumber daya manusia dan sumber daya lainya yang ada dalam perusahaan. Mengenai keadaan ekstrnal perlu diperhatikan keadaan makro yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan.
Analisis makro meliputi keadaan politik, ekonomi, sosial dan budaya. Analisis internal dan eksternal tersebut dilengkapi dengan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala yang mempengaruhi kehidupan perusahaan.
2)    Tujuan Pemasaran
Tujuan pemasaran perusahaan tentu beraneka ragam sesuai dengan kepentingan perusahaan masing-masing. Sebagai contoh tujuan pemasaran adalah mempertahankan posisi perusahaan sebagai market leader, atau memperluas penguatan market share sampai dengan 30 %.
3)    Strategi Inti (Core Strategi)
Strategi inti merupakan alternatif strategi yang terpilih decision making. Untuk menghasilkan strategi inti ini membutuhkan pemikiran mendalam didukung oleh data dan fakta sehingga dirumuskan secara tajam.
4)    Jadwal Pelaksanaan (Action Plan)
Jadwal pelaksanaan lebih banyak, sebab disini strategi inti di elaborasi lebih rinci. Jika strategi inti yang ingin dilaksanakan berupa pengembangan produk, maka harus dijabarkan model, bahan, mutu, kemasan dan sebagainya.
Action plan harus menjawab beberapa pertanyaan :
What, apa tugas yang harus dilakukan
Who, siapa orang yang harus bertugas dan bertanggung jawab
When, kapan pekerjaan harus dilaksanakan dan harus selesai
Where, Jika diperlukan dimana percobaan pasar akan dilakukan
How, bagaimana cara melaksanakan tugas tersebut.
Semua kegiatan tersebut bertitik tolak dari strategi inti yang telah ditetapkan.
5)    Anggaran Pemasara (Marketing Budget)
Di dalam anggaran pemasaran dengan jelas harus dinyatakan besar biaya yang diperlukan jenis kegiatan pemasaran untuk berbagai teknik promosi, melakukan riset pemasaran dan sebagainya jika diperlukan, rincian biaya disusun untuk masing-masing item produksi.
6)    Control (Control)
Untuk semua implementasi marketing plan harus dilakukan pengawasan. Pengawasan dilakukan dengan membaca laporan-laporan tertulis dari pelaksanaan ataupun hasil observasi. Jika terjadi penyimpangan atau kendala dalam pelaksanaan, maka harus segera diambil tindakan perbaikan. (*)

Sumber referensi :

Tugas 11 Rencana SDM


PENGERTIAN PERENCANAAN SDM
Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.
Andrew E. Sikula (1981;145) mengemukakan bahwa:
“Perencanaan sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja didefinisikan sebagai proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya berinteraksi dengan rencana organisasi”.
Perencanaan SDM merupakan proses analisis dan identifikasi tersedianya kebutuhan akan sumber daya manusia sehingga organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya.
1. Kepentingan Perencanaan SDM
Ada tiga kepentingan dalam perencanaan sumber daya manusia (SDM), yaitu:
      1.Kepentingan Individu.
      2.Kepentingan Organisasi.
      3.Kepentingan Nasional.

2. Komponen-komponen Perencanaan SDM
Terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam perencanaan SDM, yaitu:
Tujuan
Perencanaan SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan kepentingan individu, organisasi dan kepentingan nasional. Tujuan perencanaan SDM adalah menghubungkan SDM yang ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa yang akan datang untuk menghindari mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.
3. Proses perencanaan SDM
Strategi SDM adalah alat yang digunakan untuk membantu organisasi untuk mengantisipasi dan mengatur penawaran dan permintaan SDM. Strategi SDM ini memberikan arah secara keseluruhan mengenai bagaimana kegiatan SDM akan dikembangkan dan dikelola.

Prosedur perencanaan SDM
-Menetapkan secara jelas kualitas dan kuantitas SDM yang dibutuhkan.
-Mengumpulkan data dan informasi tentang SDM.
-Mengelompokkan data dan informasi serta menganalisisnya.
-Menetapkan beberapa alternative.
-Memilih yang terbaik dari alternative yang ada menjadi rencana.
-Menginformasikan rencana kepada para karyawan untuk direalisasikan.
Terdapat beberapa syarat untuk membuat sebuah perencanaan SDM yang baik, yakni
  1. Harus mengetahui secara jelas masalah yang direncanakannya.
  2. Harus mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang SDM dalam organisasi tersebut secara lengkap.
  3. Mempunyai pengalaman luas tentang analisis pekerjaan (job analysis), kondisi organisasi, dan persediaan SDM.
  4. Harus mampu membaca situasi SDM saat ini dan masa mendatang.
  5. Mampu memperkirakan peningkatan SDM dan teknologi masa depan.
  6. Mengetahui secara luas peraturan dan kebijaksanaan pemerintah, khususnya yang menyangkut tenaga kerja.

Kendala-kendala PSDM
1. Standar kemampuan SDM
Standar kemampuan SDM yang pasti belum ada, akibatnya informasi kemampuan SDM hanya berdasarkan ramalan-ramalan (prediksi) saja yang sifatnya subjektif. Hal ini menjadi kendala yang serius dalam PSDM untuk menghitung potensi SDM secara pasti.
2. Manusia (SDM) Mahluk Hidup
Manusia sebagai mahluk hidup tidak dapat dikuasai sepenuhnya seperti mesin. Hal ini menjadi kendala PSDM, karena itu sulit memperhitungkan segala sesuatunya dalam rencana. Misalnya, ia mampu tapi kurang mau melepaskan kemampuannya.
3. Situasi SDM
Persediaan, mutu, dan penyebaran penduduk yang kurang mendukung kebutuhan SDM perusahaan. Hal ini menjadi kendala proses PSDM yang baik dan benar.
4. Kebijaksanaan Perburuhan Pemerintah

Kebijaksanaan perburuhan pemerintah, seperti kompensasi, jenis kelamin, WNA, dan kendala lain dalam PSDM untuk membuat rencana yang baik dan tepat.

Sumber Referensi :

Tugas 10 Rencana Keuangan


Perencanaan keuangan (Financial Planning) adalah sebuah proses dimana seorang individu berusaha untuk memenuhi tujuan-tujuan finansialnya melalui pengembangan dan implementasi dari sebuah rencana keuangan (financial plan) yang komprehensif.
 Apabila melihat definisi diatas, maka perencanaan keuangan itu secara konsep merupakan suatu aktifitas yang terdiri dari beberapa elemen. Artinya, kalau seseorang bisa dengan bangga menyatakan “Yes, I am doing financial planning now”, maka dia harus punya beberapa hal berikut:
  • Harus ada tujuan-tujuan financial yang mau dicapai,
  • Harus ada jangka waktu atau periode untuk memenuhi tujuan tersebut,
  • Harus ada action plan yang jelas dan praktis untuk dilakukan,
  • Harus ada sumber daya yang bisa digunakan untuk menjalankan action plan.
  • Harus ada sejumlah faktor resiko yang terkait dengan pilihan sumber daya.

Jika ternyata ada satu elemen saja yang hilang, maka konsep perencanaan keuangan itu sudah tidak ada alias bubar. Sering kami cermati individu-individu yang kerap mengaku punya rencana keuangan, tetapi tidak bisa menyebutkan tujuan finansialnya secara pasti. Atau  ada juga yang punya tujuan-tujuan financial tetapi tidak memiliki action plan yang jelas untuk mencapai tujuannya tersebut.
 Selain itu, perencanaan keuangan adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti alias selalu berkelanjutan. Hidup itu ibarat roda yang terus berputar demikian juga proses perencanaan keuangan. Hal ini dikarenakan keadaan keuangan seseorang atau sebuah keluarga akan selalu berubah-ubah sejalan dengan perubahan kebutuhan keuangan, keadaan ekonomi, dan tahapan kehidupan.

 Apa itu Rencana Keuangan?
Perencanaan keuangan yang baik akan menghasilkan sebuah rencana keuangan (financial plan) yang jelas  dan memudahkan si pemilik rencana untuk mencapai tujuan finansialnya. Rencana keuangan ini ibarat sebuah peta blueprint yang dapat menunjukkan kemana arah kondisi keuangan individu atau keluarga akan berjalan. Sebuah rencana keuangan yang komprehensif dan lengkap haruslah terdiri dari empat bagian berikut:
  1. Manajemen kekayaan (wealth management),
  2. Perencanaan asuransi (risk and insurance planning),
  3. Perencanaan pensiun (pension planning),
  4. Perencanaan pengalihan harta bawaan (pension planning).

Perencanaan keuangan : aspek penting atas operasi perusahaan karena menyediakan peta jalan untuk mengarahkan, mengoordinasi, & mengendalikan tindakan2 perusahaan untuk mencapai tujuan2-nya.
  • Dua aspek penting proses perencanaan keuangan:
1.  Perencanaan kas: penyiapan anggaran kas.
2. Perencanaan  keuntungan: penyiapan laporan2 pro forma.

Proses perencanaan keuangan: perencanaan keuangan jangka panjang (strategis).
  • Perencanaan jangka panjang digunakan sebagai formulasi pedoman perencanaan  & anggaran jangka pendek atau operasi.
§  Rencana2 & anggaran2 jangka pendek mengimplementasikan tujuan2 strategis jangka panjang
  • Perencanaan jangka panjang: tindakan2 & antisipasi keuangan yang direncanakan perusahaan yang berpengaruh atas tindakan2 tsb. selama periode 2 – 10 tahun.
Perencanan jangka panjang mempertimbang-kan usulan pengeluaran untuk aset2 tetap, aktivitas2 R&D, tindakan2 pengembangan pemasaran & produk, struktur modal, & sumber2 pembelanjaan utama
  • Perencanaan2 keuangan jangka pendek menspesifikkan tindakan2 keuangan jangka pendek & antisipasi dampak tindakan2 ini (1-2 tahun).
  • Input kunci: taksiran penjualan & berbagai bentuk data operasi & keuangan.
  • Output kunci: jumlah anggaran operasi, anggaran kas, & laporan keuangan pro forma.


Sumber Referensi :
warsono.staff.umm.ac.id/.../3-Arus-Kas-dan-Perencanaan-Keuangan-...